Saturday, January 29, 2005
Review Pameran Tunggal Eric Wiryanata In BandungHm.. berikut ini adalah ulasan tentang pameran tunggal Eric Wiryanata in Bandung kemarin. Berhubung Eric agak kesulitan mencari kurator yang mau melihat karya, akhirnya gue ditunjuk jadi korban/partisipan pameran. (Sorry ric, agak telat, server gue down kemaren, you chupuw sih. Btw ini jadi DRS Special ok yess..) Agak ironis memang nasib galeri seni kontemporer jaman sekarang, seperti yang dikeluhkan oleh Amirudin TH Siregar, kalau pada jaman sekarang kita sangat minim akan diskursus terhadap seni bagi masyarakat awam, dan kondisi minimnya galeri/museum yang bisa menampung seni secara layak. Fenomena yang terjadi adalah banyak seniman-seniman muda kontemporer di indonesia kemudian sering kali menggunakan kamar kosong/kamar kos yang rata-rata berukuran 3x3/3x4 yang disewa sebagai tempat untuk menaruh hasil-hasil seninya, dari jakarta, bandung sampai yogya, dan tidak tertutup kemungkinan di kota lainnya. Dari sudut pandang para kurator dan kritikus, kondisi seperti ini sangatlah memprihatinkan. Tetapi kemudian fenomena ini mempunyai dimensi/paradigma yang lain, jika dilihat dari sudut pandang independen/DIY (sebagai lifestyle kaum muda kontemporer). Terbatasi oleh kondisi fisik dan finansial mungkin, untuk bisa menampilkan karyanya dengan selayak-layaknya, justru mendorong kreativitas sang seniman (menghindari konotasi/aib pada kata serapan "artis") untuk menghadirkan karya-karyanya dengan pengalaman ruang dan suasana yang lebih padat, dengan berbagai macam konsep yang lahir dari lifestyle tersebut. Is this a so called indie exebition? Well, it is somehow technically apropriate according to the lifestyle. Eric Wiryanata, as you all know, adalah pelaku yang cukup dikenal di komunitas indie di seluruh Indonesia. The man behind deathrockstar.tk, milis drs, show-show di CRC Bandung, dan di beberapa tempat gig di Jakarta. Notorious and infamous. Memang seperti yang diakui, hal yang juga mendorong dia untuk berpameran, bahwa dia tidak siap menjadi terkenal mendadak, dan perlu mencari jati dirinya lewat ajang/media eksistensi yang lain. Di dalam pameran ini anda akan menemukan sisi-sisi dari seorang Eric yang quixotic, depresionist, deceiver-opportunist, sometimes narcistic, and even childish. Mungkin agak berbeda yang selama ini muncul dipermukaan sebagai seorang yang distinctive, revivalist/revolutionist, and critical. Perjalanan menuju ruang yang mewadahi DRS secara fisik, dan mungkin saja tidak kebetulan menjadi ruang penampungan seorang Eric selama hampir lima tahun terakhir, seperti masuk ke dalam dunia labirin, dunia yang awam bagi kaum urban dadakan yang membawa keruralan ke bantaran kali di Bandung, tanpa ada akses untuk kendaraan beroda dua, atau wanita hamil sekalipun. Ruang yang secara kasat mata tidak membawa kehidupan bagi sinar matahari dan angin lembah. Yang ada hanya tikus dan kucing yang bermain dikala bau septic tank yang kepenuhan menyerbak. Tetapi hal ini nampaknya tidak mengurangi semangat pengunjung yang penasaran, untuk menemukan dunia Eric di balik itu semua. Di ruang ini Eric menampilkan karya-karya grafis dan visual yang telah menemani hidupnya dari sejak ia hidup di Bandung. Poster, Mural, Mix-media, dan ilustrasi-ilustrasi tangan. Ia juga memperlihatkan secara eksklusif seri karya marker and water technique, yang dikenangnya sebagai era Early Depression Years, yang belum pernah dipublikasikan di media apapun, yang juga selama ini disembunyikan dari kolega-koleganya. Eric sedikit banyak, walau secara otodidak, pada karya-karyanya teridentifikasi dengan campuran dadaisme dan kubisme akhir, manga-chibi jepang, pop art dan lukisan anak-anak. Pada pameran ini pula, tanpa dipublikasi sebelumnya diadakan artist talk yang mendapat respon yang variatif serta diskusi tentang makalahnya yang berjudul Konstelasi Komunitas Kaum Muda Kontemporer Independen di Jakarta dan Bandung. Cukup menarik juga, bahwa di saat pameran lain berlangsung pada office-hour dan tutup dan buka tepat waktu, Eric mendekonstruksikannya dengan jam buka dan tutup yang fleksibel pada after-office-hour. Overall, Eric telah menjawab komentar seorang rekan di dunia milisnya, bahwa ini adalah sebuah Prelude to Basquiat yang akan berlangsung di Denpasar bulan depan. Walau Eric tidak hitam, tidak kurus dan tidak nyimpeng, tapi ia dapat sedikit membawa kenangan kesalah satu tokoh seni kontemporer yang paling berpengaruh itu. Tetapi nampaknya Eric, diantara kondisi finansial yang sedang tidak baik karena akhir bulan serta pulsa yang disabun operator, belum puas juga dengan hasil yang memenuhi tujuannya semula dalam pamerannya ini. Ia sedang menggodok konsep di media lain, happening art dan autobiografi. Dengan banyaknya respon yang menarik dan intensif kali ini, sangat tentu Eric akan melanjutkan event ini, tidak tertutup di kota-kota lain. Tunggu saja kejutan-kejutan yang ditampilkan Eric selanjutnya. Januari 2005 Ryan Koesuma Non perupa, Nan rupawan koesuma.com -------------------------------------------------------------------------------- From: Eric Wiryanata [mailto:sampratot@yahoo.com] Sent: 24 Januari 2005 13:28 To: milis drs Subject: [DRS] Pembukaan =PAMERAN TUNGGAL= eric wiryanata = in bandung Ruang DRS. jl. bukit jarian III/32 B. CIumbuleuit Bandung 25 Januari-28 januari 15.00-19.00 menampilkan karya karya grafis, lukisan dan instalasi oleh Eric Wiryanata. plus DJ3 Bonges all time music play contemporerpsychedelicamusic berikut ini riwayat artis berdasarkan Indra H (contributor DRS) Eric Wiryanata tidak pernah mengenyam pendidikan senirupa sama sekali, kalaupun ada itu hanya berupa pelajaran menggambar di sekolah dasar dan menengah, serta sebuah bimbingan persiapan masuk kuliah senirupa yang tidak berhasil dia masuk. dia lahir pada tahun 1982 dan mengenyam semua pendidikan dasar dan menengah nya tepat waktu. sepanjang karir melukisnya hanya ada dua lukisan kanvas, dan hanya akan ada satu lukisan yang nanti akan dipamerkan berjudul "Guitar Boy" lukisan pake cat poster di kanvas, satu lagi adalah lukisan berjudul "hidden moon" yang dibuat waktu masih sekolah, tetapi HIdden moon tidak akan dipamerkan disini. sisanya adalah lukisan menggunakan crayon di sebuah kertas yang sekarang sudah buram warnanya. dia sering menggunakan teknik melukis aneh menggunakan spidol yang kemudian disapu menggunakan kuas basah untuk menghasilkan warna warna unik. sekumpulan karyanya yang menggunakan teknik spidol aer itu sudah dipamerkan di gallery online sampratot.deviantart.com yang memperoleh sambutan cukup baik, bahkan memperoleh sebuah pujian dari Jasinski,(pelukis dari seatlle) yang merupakan salah satu idola nya dalam seni lukis. salah satu karya Eric menggunakan teknik ini yang paling terkenal adalah sebuah tribute pada sebuah band Idlewild berjudul "i sing a song about myself" yang kemudian dikumpulkan oleh idlewild sebagai penghargaan kepada mereka., yang mana lukisan tersebut ternyata pernah dilihatnya digunakan oleh orang lain tanpa izin. karena dikira buatan orang luar neger. karena lukisannya hanya ada satu. dan sisanya ada di sebuah buku tebal. maka di gallery nanti juga akan dipamerkan beberapa poster hasil karya nya, dan sebagian poster yang bukan karyanya, dan sebuah karya instalasi berjudul " a boy's room" . karya instalasi yang menghabiskan waktu hampir 5 tahun dalam pengerjaannya karena banyaknya perombakan disana sini. selain itu juga ada beberapa karya fotografi yang didalami secara otodidak kepada teman teman kampusnya. karya karya fotografinya selalu dijadikan sebuah karya digital setelah di scan dan dirubah. karya fotografi digital nya juga sering ditemukan di beberapa website personal orang lain tanpa izin. dan tanpa nama melihat daftar karyanya yang sangat minim, jelas dia bukan seniman yang produktif... tetapi enteng saja dia berkata " ga apa apa kan?" ========================================= jangan lupa ada hiburan DJ3 bonges. pake lagu lagu assoy... Ryan ngoceh'ngoceh at 1/29/2005 09:53:00 PM 0 ikut'ngoceh 0 ikut'ngoceh: *** |
'Photography.Coffee.Jazz'
April 2004 May 2004 June 2004 July 2004 September 2004 December 2004 January 2005 February 2005 March 2005 May 2005 June 2005 July 2005 January 2009 2000-2001@xanga.com
Bandung
Blog Village
|